Transformasi digital adalah proses perubahan sebagian besar dari proses yang dilakukan secara manual menjadi digital. Seperti perubahan dalam proses jual beli yang dilakukan di pasar offline yang berubah menjadi penjualan melalui marketplace online dan proses-proses lainnya. Para pelaku bisnis memang membutuhkan transformasi digital untuk mengejar ketertinggalan dengan kompetitor yang sudah mengubah proses terlebih dahulu. Namun, perubahan ini tidak hanya berhenti pada transformasi saja.
Selain fokus pada transformasi digital, pelaku bisnis maupun enterprise juga membutuhkan strategi digitalisasi tersebut. Bahkan saat akan melakukan transformasi sekalipun juga membutuhkan strategi. Jika semua dilakukan tanpa strategi, jangan kaget jika semua proses tersebut pada akhirnya mengalami kegagalan. Contoh yang paling sering terjadi adalah saat enterprise mulai mengadopsi sistem Customer Relationship Management (CRM) yang notabene dilakukan untuk memudahkan tim sales dalam mengoleksi, mengelola dan menganalisa data. Karena perusahaan tidak memiliki strategi untuk digitalisasi proses tersebut, transformasi digital yang sudah sukses pun tidak dapat dijalankan dengan baik. Misal, tim sales tidak melakukan pembaruan data atau sudah melakukan pembaruan tetapi data yang dimasukkan bukanlah data yang berkualitas.
Contoh tersebut merupakan sebagian contoh yang masih terbilang sangat sederhana. Jika kesalahan tidak diantisipasi karena tidak memiliki strategi, pembengkakan biaya dalam pengadaan infrastruktur maupun layanan untuk digitalisasi tersebut tidak dapat lagi dihindari. Sedangkan dari penggunaan infrastruktur dan layanan tersebut sangat tidak maksimal.
Mengapa pelaku bisnis/enterprise perlu memiliki strategi digitalisasi?
1. Untuk memilih teknologi yang sesuai dengan bisnis
Kebanyakan perusahaan yang tidak memiliki strategi digitalisasi hanya akan memilih teknologi yang tidak sesuai. Sebaliknya, jika disertai dengan strategi yang baik, teknologi yang diadopsi untuk transformasi digital disesuaikan berdasarkan kebutuhan perusahaan sehingga apa yang diadopsi tersebut benar-benar bermanfaat untuk bisnis, tim dan perusahaan.
2. Menjaga keseimbangan pertumbuhan dan pengeluaran
Teknologi yang digunakan untuk digitalisasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Apabila dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai dengan kebutuhan, hal tersebut akan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan yang didapat oleh perusahaan dan juga menjaga pengeluaran tetap terkontrol. Jika perusahaan melakukan hal sebaliknya, sudah pasti pembekakan biaya dan implementasi yang dilakukan tidak akan efektif.
3. Potensi untuk berhasil dalam mengadopsi bisnis lebih terbuka
Dengan strategi yang benar, adopsi digital yang dilakukan oleh perusahaan lebih berpotensi untuk berhasil. Sedangkan teknologi yang diadopsi tanpa strategi akan jauh lebih besar kemungkinannya untuk mengalami kegagalan. Tak hanya satu teknologi saja, kesalahan dalam mengadopsi tanpa strategi ini akan terjadi pada seluruh teknologi yang diadopsi. Dari sini, semoga Anda lebih memilih untuk melakukan transformasi digital dengan disertai strategi digital yang benar. Agar semua manfaat proses yang dilakukan lebih benar-benar dirasakan oleh perusahaan dan semua elemen yang ada di dalamnya.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda memiliki sudut pandang yang berbeda antara transformasi digital dan strategi digital ini? Silakan tinggalkan komentar Anda!
Ilustrasi (c) Unsplash.com