Preceived value adalah nilai yang diberikan oleh seorang pelanggan terhadap produk yang akan ia beli. Preceived value dari seorang pelanggan inilah akan menentukan apakah harga yang ditawarkan oleh perusahaan memang pantas untuk diterima atau tidak. Secara sederhana, perceived value ini dapat diartikan seperti meskipun pelanggan belum pernah menggunakan suatu produk, tetapi ia meyakini bahwa nilai dari produk tersebut itu sangat pantas dijual dengan banderol harga yang ditentukan.
Sering kali, prospek akan melihat ini dari kekuatan brand image yang diciptakan oleh tim marketing atau karena influencer dari produk tersebut. Sehingga, ketika ia melakukan pembelian, prospek akan menemukan dan merasakan pengalaman yang lebih baik dibandingkan ketika ia melakukan pembelian di tempat lain. Contoh paling sederhana, kaos yang Anda beli seharga Rp200.000,- di mall, memiliki nilai lebih daripada kaos dengan bahan yang sama yang Anda beli seharga Rp150.000,- di luar mall. Penyebabnya adalah nama besar dari mall itu sendiri menciptakan kemewahan bagi seseorang dan dianggap produk tersebut dibanderol dengan harga tersebut.
Menciptakan nilai seperti ini, juga dapat Anda lakukan apabila menerapkan strategi yang tepat. Jika sebelumnya Anda masih belum memikirkan strategi seperti apa yang harus diterapkan, berikut adalah beberapa tipsnya untuk Anda.
1. Meningkatkan brand image produk Anda
Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah dengan meningkatkan brand image dari produk yang Anda jual atau terhadap perusahaan Anda. Bagaimana meningkatkan brand image? Yang harus Anda lakukan adalah dengan mempertahankan kualitas produk dan layanan. Baik saat layanan pembelian maupun saat layanan pasca-penjualan.
2. Beranikan memberikan harga tinggi
Apa yang akan membantu Anda untuk menjaga layanan berkualitas? Keuntungan yang didapatkan secara penuh untuk menutupi operational cost tentunya. Untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal, maka Anda perlu memberanikan diri memberikan harga yang lebih mahal. Selama apa yang Anda berikan sesuai dengan ekspektasi pelanggan, maka perceived value produk Anda akan tetap didapatkan.
3. Menerima masukan dari pelanggan
Salah satu hal untuk mendukung ekspektasi pelanggan tetap positif terhadap produk dan layanan Anda adalah dengan menerima masukan dari pelanggan-pelanggan Anda. Selain menerima, Anda juga perlu mengerjakan atau melakukan apa yang memang perlu Anda terapkan pada produk dan layanan. Sehingga ada nilai tambah yang akan didapatkan oleh produk Anda.
Ilustrasi (c) Unsplash.com