Tim sales yang Anda miliki adalah kekuatan hidup organisasi Anda. bagaimanapun juga, bisnis tidak dapat mempertahankan dirinya sendiri tanpa penjualan yang terjadi. Namun, bagaimana jika Anda mengetahui bahwa sekitar 62% waktu tim penjualan Anda dihabiskan untuk tugas rutin, daripada berfokus pada tujuan intinya yaitu untuk menjual produk?
Survei yang dirilis oleh HubSpot mengungkapkan bahwa staf penjualan/tim sales menghabiskan sebagian besar hari mereka untuk melakukan tugas administratif seperti menulis email, entri data, dan menjadwalkan rapat. Di era digital saat ini di mana terdapat alat atau perangkat lunak yang dapat digunakan oleh tim sales bahkan untuk hampir semua hal. Pertanyaan adalah, mengapa tugas harian tim penjualan juga tidak dapat dioptimalkan untuk efisiensi maksimum.
Beruntungnya, melalui software/platform Sales Force Automation (SFA), paradigma ini cepat berubah, dengan beberapa solusi yang dapat membantu perusahaan meningkatkan produktivitas tim sales mereka.
Mari kita Kembali pada definisi, Apa itu Sales Force Automation (SFA)?
Sales Force Automation (SFA) mengacu pada perangkat lunak, alat, atau proses apa pun yang membantu mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan oleh staf penjualan untuk tugas-tugas administrasi rutin, memungkinkan mereka untuk fokus pada pencarian prospek dan penjualan. Selain meningkatkan produktivitas, Sales Force Automation (SFA) telah terbukti dapat mengurangi kesalahan dan meningkatkan peluang konversi berkat proses penjualan yang lebih lancar dan lebih mudah untuk disesuaikan.
Apa perbedaan Sales Force Automation (SFA) dengan Manajemen Hubungan Pelanggan (CRM)?
Sales Force Automation (SFA) sering dianggap sebagai bagian dari CRM. Namun, keduanya sedikit berbeda, karena tujuan utama adalah membantu mengoptimalkan strategi bisnis untuk akuisisi pelanggan baru, dan juga agar tim sales dapat lebih berfokus pada menganalisis hubungan dengan pelanggan yang sudah ada.
Fitur Sales Force Automation (SFA) sering kali disertakan dalam CRM. Misalnya, informasi apa pun yang terkait dengan orientasi pelanggan, interaksi dengan sales representatif, atau perjalanan penjualan biasanya terlihat dalam sistem CRM. Ini memberi manajer akun pandangan terpadu dari seluruh siklus hidup pelanggan.
Namun, ruang lingkup Sales Force Automation (SFA) hanya berlaku untuk aktivitas dalam fase pra-closing, sebelum prospek menjadi pelanggan. Ini termasuk pencarian prospek, penjadwalan, kualifikasi dan closing. CRM, di sisi lain, mengacu pada sistem yang membantu menganalisis seluruh perjalanan pelanggan, mulai dari mencari prospek hingga closing, hingga layanan purna jual, upselling, retensi, dan banyak lagi.
Ilustrasi (c) Unsplash.com