Jika kemarin kami membahas tentang bagaimana menentukan kuota penjualan dengan melibatkan tim sales, pada artikel kali ini kami akan membahas sedikit hal yang masih berhubungan dengan artikel tersebut. Yang akan kami bahas disini adalah mengapa tim sales Anda tidak dapat berhasil menyentuh kuota penjualan dan bagaimana mengatasinya.
Ada banyak alasan memang kenapa seorang sales tidak dapat membukukan penjualan yang baik hingga pada akhirnya gagal mencapai target penjualan/kuota. Kondisi seperti ini tentu akan sangat mempengaruhi produktivitas sales tersebut dan cenderung akan merusak mental sales dalam dirinya.
Kegagalan mencapai kuota seharusnya dapat menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk dapat bekerja lebih baik agar dapat mencapai kuota di kesempatan berikutnya. Tetapi, untuk bisa mencapai kuota penjualan, seorang sales perlu memahami bagaimana cara mengartikan nilai dalam produk yang mereka miliki. Dengan memahami betul nilai dalam produk yang dimiliki, sales dapat dengan mudah meyakinkan calon pelanggan untuk bisa memilih produk yang dijual oleh sales tersebut. Ketidakpahaman tentang nilai dari produk menjadi alasan utama yang sering membawa sales gagal dalam mencapai kuota penjualan.
Perlu diketahui, bagi seorang sales, selain memahami produk, pemahaman akan nilai dari produk itu sendiri menjadi penunjang tercapainya penjualan. Berikut adalah penguasaan nilai yang harus dimiliki oleh seorang sales agar dapat memenuhi target penjualan setiap bulannya.
1. Menciptakan nilai dengan membedakan solusi
Nilai pada suatu produk tentu memiliki banyak persamaan terutama pada segi solusi. Tetapi, adanya perbedaan nilai dari solusi itu sendiri menjadi penggerak keinginan calon pelanggan untuk memilih produk yang ditawarkan. Kita ambil contoh ketika Anda masuk ke restoran, tentu Anda akan memikirkan makanan yang enak untuk konsumsi Anda. Makanan enak menjadi solusi bagi kebutuhan Anda sedangkan pembedanya adalah bagaimana restoran memberikan suasana pedesaan dalam ruangan yang membuat Anda nyaman menyantap makanan di restoran tersebut. Dari kondisi tersebut, restoran telah berhasil mempengaruhi Anda dengan nilai yang berbeda dibandingkan dengan restoran lainnya.
2. Mengangkat nilai dengan validasi dari solusi Anda
Validasi nilai itu penting, bukan hanya dari kata-kata saja. Jika kita hanya mengandalkan kata-kata, semua orang dapat melakukannya. Tetapi, untuk validasi tidak semua orang dapat melakukan hal tersebut. Disini, Anda perlu memvalidasi dengan cara mengangkat real stories yang pernah dialami oleh pelanggan atau Anda membuktikan dengan cara lain yang benar-benar dapat divalidasi oleh calon pelanggan.
Contoh, persaingan pada pabrikan motor selalu menghadirkan inovasi-inovasi baru, diantaranya adalah kecepatan dan hematnya bahan bakar. Untuk kecepatan, mereka membuktikan dengan ikut serta dalam ajang balap motor seperti Superbike, MotoGP dan ajang-ajang lainnya. Dengan hasil podium yang didapat oleh pabrikan motor tersebut, pelanggan akan semakin percaya selain karena pembalap, motor menjadi penentu kemenangan. Ketika calon sudah melihat hasil tersebut, mereka pun yakin bahwa produk dari pabrikan tersebut memiliki nilai lebih dari pesaingnya.
3. Menjelaskan nilai dengan menjaga investasi dan menghindari diskon berlebihan
Berikan sebuah nilai bahwa produk Anda adalah produk berkualitas yang tidak akan merugikan pelanggan saat memakainya. Anda dapat meniru bagaimana perusahaan-perusahaan mengeluarkan produk premium yang tidak akan pernah memberikan diskon besar agar produknya laku. Cukup dengan menciptakan nilai produk premium dengan edisi terbatas, calon pelanggan pun akan berlomba-lomba untuk mendapatkan produk tersebut.
Begitu pula ketika Anda ingin memberikan nilai kepada calon pelanggan, berikanlah nilai seperti produk premium yang berkualitas dan dapat dipastikan pelanggan tidak akan mengalami kerugian.
Itulah penyebab dan cara mencegah sales gagal mencapai kuota penjualan. Jangan lupa untuk terus mengikuti blog kami dengan mendaftarkan email Anda pada kolom subscribes dibawah ini. Anda juga dapat meninggalkan komentar jika memiliki tips-tips lain tentang artikel ini.
Ilustrasi (c) Pexels.com