Salesperson sering kali menganggap penolakan dan kata “tidak” dari prospek itu sama. Padahal, keduanya memiliki makna yang berbeda jika sudah diimplementasikan pada penjualan. Sebagai contoh, Anda sudah melakukan penawaran yang cukup panjang dengan prospek, namun prospek memutuskan untuk menolak dengan berkata tidak terhadap produk yang Anda tawarkan. Ini merupakan kata tidak, yang artinya salesperson gagal dalam mendapatkan pelanggan baru untuk sementara waktu.
Sedangkan penolakan adalah ketika Anda sudah memiliki pelanggan namun mereka memutuskan untuk menggunakan produk kompetitor karena mereka merasa produk Anda tidak lebih baik dari yang dimiliki oleh kompetitor atau mereka berhasil menemukan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhannya.
Dari sini Anda sudah memahami bahwa arti penolakan dalam penjualan memiliki arti yang berbeda dengan kata tidak. Memang, kata “tidak” merupakan bentuk penolakan, tetapi ada kesempatan untuk mengubah penolakan tersebut menjadi pembelian di kemudian hari. Tetapi, Anda harus bisa melakukan beberapa hal ini untuk mengubahnya:
1. Meningkatkan kepercayaan dari prospek
2. Meningkatkan nilai produk yang Anda miliki
3. Menjadikan produk sebagai solusi yang paling tepat
4. Selalu menjaga hubungan dengan prospek setelah mengatakan tidak
Dengan menerapkan empat poin yang kami sebutkan, salesperson dapat mengubah bentuk penolakan dengan kata tidak tersebut menjadi penjualan. Seberapa besar peluangnya? Tergantung bagaimana salesperson meyakinkan dan meningkatkan kepercayaan prospek terhadap produk, brand, perusahaan dan salesperson secara personal.
Sedangkan penolakan setelah pelanggan meggunakan produk Anda, memiliki peluang yang sangat kecil untuk bisa membawa mereka kembali. Pengalaman kurang menyenangkan yang sudah dihadapi oleh pelanggan yang membuat kesempatan tersebut menjadi kecil dibandingkan mereka yang belum menggunakan produk Anda dengan mengatakan tidak saat proses berlangsung.
Sekali lagi, penolakan bukan tidak mungkin untuk diatasi. Dengan cara yang benar dari sales dan penanganan pelanggan yang lebih baik, penolakan tersebut tetap bisa membawa pelanggan kembali. Kuncinya, memperbaiki hubungan dengan pelanggan, memperbaiki pelayanan, menangani komplain pelanggan dengan baik, siap meminta feedback dari pelanggan dan lain sebagainya. Di sini Anda membutuhkan peran alat untuk membantu menyimpan semua data-data pelanggan termasuk data komplain, feedback dan pembelian yang dilakukan oleh pelanggan. Salah satu alat tersebut adalah Customer Relationship Management (CRM). Dengan CRM, tim Anda akan lebih mudah mengakses semua data pelanggan termasuk data mereka yang komplain dan bagaimana kinerja tim dalam menangani komplain tersebut. Cari tahu lebih lanjut tentang CRM dengan menghubungi kami melalui email di hi@sales1crm.com.
Ilustrasi (c) Thebluediamondgallery.com