Perkembangan dunia digital di Indonesia terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Jika Anda melihat hasil survei yang dilakukan oleh We Are Social pada Januari lalu, jumlah pengguna Internet di Indonesia mengalami kenaikan 51% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kecepatan internet di Indonesia pun pada awal tahun 2017 ini semakin membaik. Hasil survei menunjukkan bahwa tingkat kecepatan internet di Indonesia berada pada kecepatan rata-rata 6.4 Mbps. Kecepatan ini pun telah melampaui kecepatan rata-rata internet di China.
Jika dilihat dari bagaimana cara masyarakat Indonesia menggunakan internet, sebesar 66% trafik website dihasilkan dari penggunaan smartphone. Yang mengejutkan ialah penggunaan aplikasi berbasis mobile untuk jual beli atau e-Commerce Indonesia mengalami pertumbuhan tertinggi di dunia yakni sebesar 155% pada Januari 2017 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dari data tersebut mengindikasikan bahwa Indonesia sebenarnya sudah siap untuk menjadi Smart Country dengan penerapan solusi smart city maupun smart economy. Berikut adalah solusi smart city yang dapat dikembangkan di Indonesia.
Yang jadi pertanyaan adalah, bagaimana mewujudkan semua solusi smart city tersebut di Indonesia?
Ada empat kunci untama untuk menerapkan smart city di Indonesia, yakni Experience Oriented, Solution Oriented, Fully Digitized, Seamless Integration.
1. Experience Oriented
Pengalaman masyarakat adalah hal utama yang harus diperhatikan dalam mewujudkan smart city. Sebagai contoh, masyarakat Indonesia merupakan tipe masyarakat yang tidak suka dengan pelayanan yang berbelit dan membutuhkan waktu yang lama. Selain itu, masyarakat Indonesia juga lebih suka dengan sesuatu yang mengeluarkan biaya lebih ringan.
Kami akan memberikan satu contoh aplikasi yang dimiliki oleh Sejahtera Group untuk solusi smart city ini. Aplikasi ini kami sebut dengan aplikasi Smart Laporan Pelayanan Masyarakat. Pada aplikasi ini, masyarakat dapat berbagi apapun yang terjadi di sekitar, seperti tumpukan sampah yang mengganggu, bencana alam seperti pohon tumbang, gempa dan lain sebagainya.
Untuk melaporkan kejadian-kejadian tersebut, masyarakat cukup upload foto kejadian, memasukkan data lokasi kemudian aplikasi akan meneruskan kepada pihak terkait dari pemerintah setempat. Masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan pulsa telepon untuk menghubungi instansi. Terlebih lagi, banyak masyarakat yang tidak paham nomor-nomor emergency dari instansi pemerintahan.
2. Solutions oriented
Ketika aplikasi yang kami sebutkan diatas sudah berjalan adalah hal yang tidak masuk akal jika pemerintah tidak memiliki kontroler. Kontroler disini bisa berupa monitoring, data centre dan laporan proses. Instansi juga dapat merencanakan solusi-solusi dari permasalahan yang telah dilaporkan oleh masyarakat.
3. Fully Digitized
Bukan smart city lagi jika konsep yang dijalankan bukan dalam bentuk digital. Fully digitized disini ialah ketika layanan yang Ada di salah satu kota dapat dikontrol dengan mudah baik melalui laptop maupun smartphone. Jika melihat dari kondisi yang ada di Indonesia saat ini, puluhan juta masyarakat menghabiskan waktu dengan menggunakan smartphone. Maka, salah satu jalan terbaik ialah saat pemerintah kota memanfaatkan smartphone masyarakat untuk memberikan laporan. Tidak hanya itu, pihak pemerintah kota juga dapat melaporkan pengeluaran dana untuk pembangunan kota dengan menggunakan aplikasi ini. Sehingga antara pemerintah dan masyarakat tidak ada lagi batasan.
4. Seamless Integration
Kunci yang terakhir ini adalah kemudahan, mulai dari aplikasi untuk masyarakat maupun aplikasi untuk instansi. Sehingga setiap perubahan yang dilakukan dapat dilihat secara real time. Sebagai contoh ketika masyarakat melaporkan pengaduan, maka instansi harus menerima saat itu juga. Begitu juga ketika instansi merespon aduan, masyarakat harus menerima laporan saat itu juga, jadi masyarakat tidak perlu lagi menunggu atau menanyakan kepada instansi.
Itulah mengapa smart city adalah merupakan solusi yang akan sangat memudahkan semua pihak. Konsep yang kami sebutkan hanyalah sebagai contoh. Pada praktiknya, smart city akan memiliki banyak model dengan tingkat kemudahan yang berbeda-beda pula.
Ilustrasi (c) Unsplash.com / Sejahteragroup.net