Memiliki tim marketing yang hebat adalah impian semua perusahaan. Tetapi, untuk memiliki marketer tersebut perusahaan harus menghadapi tantangan yang luar biasa. Seorang marketer yang hebat adalah sosok yang mampu menciptakan penjualan saat perusahaan sedang berada pada titik terendah. Seorang marketer yang hebat adalah yang mampu menyelamatkan moral tim lainnya saat sedang berada dalam kesulitan.
Seorang marketer yang hebat tidak hanya bekerja sendiri, tetapi ia adalah orang yang mampu bekerjasama dengan tim lainnya. Seorang marketer yang hebat adalah orang-orang yang memiliki kriteria berikut ini.
1. Ia adalah orang yang sadar bahwa marketing adalah layanan
Seorang marketing harus sadar bahwa pekerjaan yang ia tanggung adalah merupakan bagian dari pelayanan. Ia tidak hanya semata-mata menawarkan produk atau memperkenalkan produk. Tetapi ia juga harus melayani calon pelanggan agar lebih memahami apa yang ditawarkan. Jika pelanggan tidak mendapatkan pelayanan dari seorang marketer, bagaimana bisa pelanggan mengerti produk yang ditawarkan?
2. Seseorang yang dapat mengukur kinerja
Marketer hebat adalah orang yang tidak hanya fokus pada metode pemasaran tertentu. Ia lebih memperhatikan hasil dibandingkan dengan jumlah yang ia dapatkan. Ibaratnya, ketika ia melakukan pemasaran melalui brosur, ia harus mampu mengukur efektivitas langkah tersebut. Seorang marketer yang hebat adalah orang yang terbiasa dengan metrik pemasaran dan bersedia mengerjakan tugas walaupun ia belum terbiasa dengan tugas tersebut.
3. Seseorang yang mampu menciptakan penjualan
Bukan pengalaman yang diutamakan untuk dinobatkan sebagai marketer yang hebat. Lama bekerja sebagai seorang marketing tidak menjamin ia mampu menciptakan penjualan dengan baik. Ada kalanya ia hanya mampu menawarkan produk tapi tidak pernah bisa menciptakan peluang penjualan.
4. Menghormati pekerjaan sales
Seorang marketer yang hebat adalah yang memahami bahwa pekerjaan rekan-rekan dalam tim sales memiliki tugas yang sangat berat. Ia selalu membantu kelancaran tugas tim sales agar mampu menciptakan penjualan. Ia tidak pernah merasa bahwa sales adalah saingannya tetapi sebaliknya sebagai rekan seperjuangan yang harus dibantu dan diajak bekerjasama.
Ilustrasi (c) Unsplash.com