Menjadi sales profesional dan sebagai sales top performer, adalah mereka yang mampu menjadikan kelemahannya sebagai kekuatan baru dalam bekerja. Di sini, kami akan memberikan beberapa poin penting yang sering menjadi kelemahan salesperson dalam bekerja. Dengan memahami hal ini, kami harap Anda nantinya dapat menjadi salesperson yang diperhitungkan oleh perusahaan secara internal maupun mendapat penilaian positif dari kompetitor. Apa saja yang harus Anda ketahui dari berbagai macam hal yang menjadi kelemahan sales secara umum? Berikut adalah daftar kelemahan tersebut Anda!
1. Lemah dalam mengkualifikasi prospek dan lead
Salesperson profesional dengan pencapaian penjualan yang baik memiliki kemampuan untuk mengkualifikasi lead dan prospek dengan baik. Jika terlalu banyak lead yang tidak berkualitas yang Anda dapatkan, tentu Anda akan mengalami kesulitan untuk menghasilkan penjualan seperti yang diinginkan. Ketika kualifikasi lemah, hasil penjualan pun juga akan mengalami penurunan.
2. Lemah dalam melakukan pendekatan
Pendekatan dengan prospek dan lead adalah proses penting untuk menumbuhkan kepercayaan. Jika Anda lemah dalam melakukan pendekatan yang dapat meyakinkan prospek, maka penjualan Anda pun akan mengalami kesulitan. Perbaiki cara dalam melakukan pendekatan dan ciptakan kepercayaan yang lebih baik, maka pendekatan Anda pun akan berjalan dengan hasil yang positif.
3. Lemah dalam menentukan orientasi
Orientasi terhadap diri sendiri, orientasi terhadap orang lain, semua harus seimbang untuk menghasilkan penjualan yang baik. Jangan berada ditengah-tengah antara orientasi terhadap diri sendiri dan orang lain, tetapi Anda harus memiliki sikap yang jelas kapan harus berorientasi pada orang lain dan kapan harus berorintasi pada diri sendiri.
4. Lemah dalam mencari dan menemukan prospek berkualitas
Berbeda dengan kualifikasi prospek, menemukan prospek berkualitas adalah dengan fokus pada target pasar. Salah satu prospek berkualitas adalah prospek decision maker yang Anda dapatkan. Jika Anda hanya selalu bertemu dengan delegasi, maka selama itu pula proses yang Anda hadapi selalu panjang dan tidak memiliki arah. Sebaliknya, jika itu tentang decision maker, keputusan yang diambil akan lebih cepat.
Ilustrasi (c) Unsplash.com