Dalam konteks marketing, semua kesuksesan yang dicapai dalam sebuah bisnis adalah yang berawal atau berakhir dari serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk berfokus pada pelanggan. Dimana sukses dan gagalnya penjualan adalah disebabkan oleh adanya daya tarik dan momentum dari pelanggannya.
Start-up, sebenarnya memiliki tempat yang sama, peluang sama dengan perusahaan-perusahaan besar, hanya saja bagaimana cara start-up untuk menyelesaikan pemasaran yang bisa dikonversi ke penjualan itu menjadi tolok ukur yang paling utama untuk bisa terus eksis dalam persaingan bisnis. Sebagai bahan proteksi start-up Anda, berikut kami berikan beberapa alasan mengapa start-up mengalami kegagalan dalam pemasaran.
1. Memasarkan produk kepada banyak orang yang tidak menarik minat
Dengan alasan minim pengalaman, banyak Start-Up yang melakukan pemasaran buta atau melakukan pemasaran dengan cara menawarkan produk ke semua orang tanpa melihat sisi kebutuhannya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan seorang sales obat yang menawarkan produknya dijalanan tanpa melihat apakah orang yang ditawari butuh atau tidak. Mereka hanya berusaha menawarkan produk dengan harapan ada yang berminat dan membelinya.
Padahal cara tersebut adalah merupakan cara yang paling tidak dianjurkan. Mengapa? Karena sering kali cara tersebut dianggap tidak profesional. Bahkan, tidak sedikit pula yang mempertanyakan kredibilitas perusahaan. Jika Anda ingin memasarkan produk, ada baiknya Anda memilih cara marketing yang lebih relevan dan juga sesuai dengan kebutuhan pelanggan Anda.
2. Melakukan pemasaran diberbagai platform tanpa fokus
Hanya karena status perusahaan yang saat ini masih menyandang status “tidak dikenal masyarakat” start-up melakukan marketing diberbagai platform. Namun, mereka lupa bahwa melakukan pemasaran secara berlebihan dan tidak memiliki fokus justru akan membuat pembengkakan biaya marketing . Selain itu, perusahaan terancam tidak dapat mengembalikan dana investasi yang dikeluarkan untuk marketing karena minimnya pelanggan yang berhasil dijaring dari pemasaran yang mereka dilakukan.
3. Tidak melakukan uji pasar
Melakukan test pasar adalah merupakan kebutuhan semua bisnis sebelum mereka benar-benar memasarkan produk lebih luas. Jika start-up hanya memikirkan pemasaran dan tidak pernah melakukan pengujian, maka kemungkinan gagal akan lebih besar. Marketing bukan hanya berkutat pada pengenalan produk saja, tapi didalamnya masih ada banyak aspek yang juga harus dipertimbangkan oleh perusahaan. Jika Anda ingin melakukan uji pasar, dan belum memiliki gambaran, mungkin Anda dapat membaca artikel kami sebelumnya yang dapat Anda lihat pada tautan ini
Ilustrasi (c) Unsplash.com | Pexels.com