Indonesia merupakan negara yang indah, tetapi juga dihantui oleh berbagai macam ancaman bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung, banjir hingga tsunami. Bencana alam yang terjadi di negara kita ini memang tidak pernah kita harapkan sama sekali. Tetapi, semua terjadi begitu saja tanpa ada yang tahu kapan dan di mana akan terjadi. Kejadian ini pun akan berimbas pada teknologi, bisnis dan kehidupan kita.
Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki kesiapan dalam melakukan pemulihan pasca-bencana. Jika perusahaan tidak segera memulihkan semua kondisi pasca-bencana tersebut, maka perusahaan akan semakin lambat untuk bangkit. Pemulihan pasca bencana dan perencanaan kesinambungan bisnis harus terus dibenahi dan diperbarui untuk mengantisipasi datangnya bencana alam.
Ketika bencana alam terjadi, bukan hanya merugikan keuangan dan materi saja. Tetapi, data perusahaan serta data-data pelanggan juga dapat hilang begitu saja. Ketika perusahaan sudah kehilangan data perusahaan dan pelanggan, itu artinya perusahaan harus memulai bisnisnya dari awal dan yang terburuk adalah perusahaan benar-benar berhenti beroperasi/gulung tikar.
Selain masalah bencana alam, perusahaan juga mendapatkan ancaman dari hal lain yang dapat menyerang teknologi yang digunakan oleh perusahaan atau yang lebih dikenal dengan ancaman keamanan siber (Cyber Security). Jika perusahaan bisa lolos dari kehilangan data yang disebabkan bencana alam, bagaimana kalau ternyata data Anda hilang karena ancaman siber ini? Apakah Anda siap untuk melakukan pemulihan data dengan cepat agar bisnis dapat berjalan dengan baik?
Jika Anda masih ingat kasus Ransomware yang pernah menyerang berbagai instansi, tentu Anda sudah membuat perencanaan persiapan untuk membuat cadangan data (backup). Serangan siber tersebut tentu sangat merugikan perusahaan hingga jutaan dollar karena perusahaan kehilangan data-data penting termasuk data pelanggan yang ada pada sistem komputer.
Jangan menunggu Anda menjadi korban serangan siber untuk mencegah kehilangan data. Karena, ketika Anda sudah menjadi korban, artinya Anda sudah terlambat.
Mulai dengan perubahan keamanan data perusahaan
Melindungi aset fisik seperti properti, inventaris kantor dan lain sebagainya memang diperlukan. Tetapi, jika perusahaan tidak ingin bisnis yang dijalankan berhenti begitu saja, maka tindakan utama yang harus diperhatikan adalah dengan mengamankan data-data perusahaan. Keamanan jaringan, keamanan media penyimpanan dan hal-hal lain yang membuat data perusahaan mudah hilang atau rusak menjadi isu yang harus diperhatikan sepenuhnya.
Memindahkan data dari media penyimpanan tradisional (on premise/external HDD/buku/Laptop/PC) pada sistem berbasis cloud dengan backup teratur menjadi kunci keberhasilan bisnis Anda di masa depan. Tak cukup dengan backup, disaster ricovery data juga menjadi poin penting yang perlu Anda jadikan bahan utama guna mencegah kehilangan data dan bisnis saat bencana alam maupun bencana yang sifatnya tidak alami (serangan peretas, kerusakan hardware atau kesalahan tim yang tidak disengaja) menghampiri Anda.
Strategi disaster recovery ini merupakan tindakan pencegahan yang sangat optimal untuk menghindari kehilangan data dan meningkatkan lapisan perlindungan siber. Tindakan ini dapat meminimalisir risiko terhadap serangan ransomware maupun virus-virus lainnya yang dapat merusak data pelanggan dan perusahaan.
Selain melakukan pencegahan dengan mengikuti perkembangan teknologi keamanan siber, perusahaan juga perlu memberikan pelatihan-pelatihan kepada tim agar lebih berhati-hati dalam browsing di internet maupun saat membuka link pada email yang diterima. Karena, email menjadi tempat paling mudah bagi para peretas untuk menyebarkan virus baik itu ransomware, phising serta kejahatan-kejahatan siber lainnya.
Cara mengamankan data pelanggan
Kembali pada upaya untuk melindungi bisnis Anda, disaster recovery ini dapat diaplikasikan untuk mengamankan data pelanggan yang menjadi roda utama agar bisnis dapat berjalan dalam kondisi apapun. Memang, saat terjadi bencana alam, bisnis Anda akan lumpuh sementara. Jika perusahaan masih memiliki data pelanggan, ketika pemulihan pasca-bencana sudah selesai, tentu penjualan juga harus bisa kembali berjalan dengan menghubungi kembali pelanggan-pelanggan yang dimiliki.
Salah satu sistem yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengamankan data pelanggan adalah dengan menggunakan Customer Relationship Management (CRM) berbasis cloud. Sistem cloud yang dapat menyimpan data di berbagai lokasi server memudahkan perusahaan untuk mengambil tindakan pemulihan pasca-bencana (disaster recovery) dengan cepat. Bahkan, perusahaan tidak perlu melakukannya sendiri untuk mencadangkan data. Semua dilakukan otomatis tergantung kebijakan penyedia atau layanan yang Anda pilih.
Server cloud yang tersebar menjadi alasan utama mengapa Anda tidak perlu ambil pusing saat terjadi suatu bencana alam. Contoh, server cloud di Jakarta rusak karena banjir, dikarenakan penyedia memiliki server cloud dalam satu jaringan di Singapore, US dan China, kejadian di Jakarta ini tidak memberikan pengaruh besar terhadap data pelanggan. Hanya saja, pelanggan harus melakukan recovery data jika sebelumnya menyimpan data perusahaan pada server di Jakarta.
Dengan demikian, data-data pelanggan pada CRM maupun server media penyimpanan cloud tetap aman dan pemulihan bisnis pasca-bencana pun dapat dilakukan dengan cepat. Kerugian yang sebelumnya diterima oleh perusahaan dapat segera ditutupi karena perusahaan dapat mengoperasikan bisnisnya seperti sebelum terjadi bencana.
Belum puas dengan artikel ini? Anda dapat berkonsultasi dengan kami sebagai penyedia CRM berbasis Cloud di Indonesia dengan mengirimkan email ke hi@sales1crm.com.
Ilustrasi (c) Unsplash.com