Memasarkan produk tidak harus selalu berhubungan dengan produk saja. Anda dapat memasarkan produk dengan cara memanfaatkan emosi calon pelanggan Anda dengan menyesuaikan cerita yang berkaitan dengan kehidupan pribadinya. Apakah Anda pernah menemukan video iklan dari Thailand yang menyentuh hati penontonnya? Jika ia, Anda dapat meniru iklan perusahaan tersebut untuk memasarkan produk Anda dengan cara memanfaatkan emosi calon pelanggannya. Bagi Anda yang belum pernah melihat iklan tersebut bisa menontonnya terlebih dahulu pada link ini
Jika Anda masih belum mengerti apa saja yang harus dilakukan untuk membuat iklan seperti itu, berikut adalah cara bagaimana memasarkan produk dengan memanfaatkan emosi calon pelanggan.
1. Menginspirasi
Semua orang membutuhkan inspirasi dalam kehidupan pribadinya. Anda dapat membantu mereka menemukan inspirasi. Sebagai contoh, Maskapai penerbangan sering kali membuat iklan yang menunjukkan keindahan alam atau kota untuk menarik pelanggan. Sebenarnya, itu bukan hanya untuk menunjukkan rute penerbangan yang mereka miliki. Tapi, dibalik iklan tersebut juga untuk menginspirasi pelanggannya untuk menentukan destinasi wisata selanjutnya.
2. Membuka kenangan pelanggan
Pada pagelaran Olimpiade beberapa waktu lalu, penyedia kartu kredit membuat iklan yang membuka kembali ingatan terhadap perjuangan atlet. Dimana Kerri Strug berhasil memenangkan medali emas walau kakinya cedera. Narator pun menghubungkan bagaimana penyedia kartu kredit tersebut ikut berpartisi dengan bangga sebagai salah satu sponsor. Anda juga dapat mengikuti jejak iklan seperti yang dilakukan oleh penyedia kartu kredit ini untuk memanfaatkan emosi pelanggan untuk memasarkan produk.
3. Membuat kesamaan
Dalam kehidupan kita, pasti kita selalu menemukan perbedaan. Jika Anda ingin memanfaatkan emosi pelanggan, yang harus Anda lakukan adalah dengan membuat kesamaan dari semua pelanggan-pelanggan Anda. Sebagai contoh, salah satu vendor smartphone membuat iklan dari hasil foto para penggunanya yang diambil dari berbagai suku di berbagai negara. Dalam iklan tersebut disebutkan bahwa semua orang bisa mengambil foto dengan smartphone tersebut apa pun dan dimana pun ia berada. Mungkin cara ini terlihat biasa, tapi bagi sebagian orang persamaan derajat seseorang adalah merupakan salah satu problematika yang harus diselesaikan.
Dalam memasarkan produk dengan memanfaatkan emosi calon pelanggan Anda harus menjauhkan pikiran Anda dari tujuan bahwa emosi adalah pengikat antara produk, brand dan pelanggan. Mengapa, karena ada kalanya apa yang Anda tampilkan memiliki daya tarik emosional tersendiri dari iklan tersebut. Berbeda dengan iklan-iklan yang fokus pada produk, iklan emosional ini akan berdampak pada penyelarasan antara perasaan pelanggan dengan brand untuk mencerminkan nilai pribadi mereka atau dengan emosi dominan yang dimiliki oleh pelanggan.
Ketika Anda melakukan iklan secara digital, entah itu iklan pada web atau social media, konten emosional seperti ini biasanya cenderung lebih memperkuat koneksi antara perusahaan dengan pelanggan.
Tertarik melakukan iklan dengan memanfaatkan emosi pelanggan?
Ilustrasi (c) Unsplash.com