Masa depan pembentukan Smart City mengalami percepatan yang sudah sangat dekat dengan realisasinya. Akan tetapi, dibalik berita positif tersebut, ada banyak peretas global yang berada di belakang dan siap untuk memanfaatkan kesalahan pengembang untuk melakukan aksi yang merugikan khalayak.
Smart City diproyeksikan akan menjadi sebuah konsep di mana setiap kota yang menyandang predikat sebagai kota pintar dapat mengurangi konsumsi sumber daya, optimalisasi penggunaan listrik dan air, mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas, mengurangi polusi udara, perbaikan transportasi umum dan lain sebagainya. Dengan memanfaatkan kekuatan Big Data dan perangkat IoT untuk meningkatkan efisiensi dan kelayakan hidup masyarakat dan lingkungan perkotaan.
Sayangnya, semakin banyak sensor atau perangkat IoT yang digunakan, memperbesar potensi serangan-serangan dari peretas dan aktor yang memiliki niat tidak baik lainnya. Dimana ancaman tersebut dapat membuat kekacauan yang luar biasa. Seperti yang kami informasikan sebelumnya, provider memiliki kemampuan untuk memonitor aktivitas data smart-home. Apabila kondisi ini dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, tentu akan sangat merugikan semua pengguna IoT yang terhubung.
Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, pengembang disinyalir akan mengadopsi teknologi Blockchain. Blockchain yang merupakan mekanisme teknologi yang digunakan pada cryptocurrency ini merupakan teknologi yang aman dan terdesentralisasi untuk menghadirkan konektivitas yang lebih aman dalam setiap prosesnya. Meskipun saat ini perangkat IoT sendiri masih memiliki kekurangan sumber daya untuk mengimplementasi teknologi Blockchain, kekelan sistem yang digabungkan dengan key cryptographyc dapat mengkonfirmasi identitas root suatu perangkat.
Dengan Blockchain, perangkat dapat menciptakan kredensial untuk ikut berpartisipasi dalam lingkup IoT, yang mana kredensial tersebut akan disimpan dan divalidasi dari blockchain publik. Ditambah dengan beberapa algoritma machine learning dapat memudahkan pelacakan reputasi suatu perangkat dan variasi pelaku yang dapat menandakan hasil yang sesuai dengan atribut-atribut yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Identitas dan reputasi inilah yang sangat penting untuk mengamankan IoT untuk para penggunanya dalam pengembangan Smart City ini. Sehingga perangkat akan terlibat dalam satu pertukaran yang aman dan terpercaya. Selain dengan memanfaatkan teknologi blockchain, pertukaran informasi atau data juga akan disertai dengan enkripsi untuk perlindungan ganda terhadap perangkat maupun pada jaringan.
Blockchain juga memiliki kemampuan untuk ledgering dan audit melalui fungsi timestamp. Fungsi ini apabila diimplementasikan pada konsep smartwater dapat membuka katup air dengan tepat. Tak hanya itu saja, ketika terjadi perubahan kondisi, blockchain akan mencatatnya dan dapat dilihat oleh publik. Catatan tersebut merupakan catatan permanen yang tidak ada satu orang pun atau sistem yang dapat mengubahnya.
Dengan kombinasi blockchain, coding dan machine learning ini akan menyedian keamanan yang sangat luar biasa yang diperlukan untuk melindungi prangkat dan jaringan IoT yang juga akan sangat memungkinkan untuk mengamankan sistem pada Smart City.
Ilustrasi (c) Unsplash.com