Mendekati prospek melalui email merupakan salah satu cara paling mudah agar tidak mengganggu prospek. Mengapa demikian? Ketika Anda mencoba bertemu dengan prospek, bisa saja prospek sedang sibuk. Ketika ingin menelpon, bisa saja prospek sedang meeting dan tidak dapat menerima telepon. Oleh karena itu kami menyebutkan bahwa cara terbaik untuk menghubungi prospek tetapi tidak mengganggu kesibukannya adalah dengan mengirimkan email.
Jika Anda ingin mendapatkan hasil yang maksimal dari email marketing, Anda juga harus memperhatikan poin-poin yang ingin Anda utarakan pada email tersebut. Jangan sampai Anda membuat kesalahan pada tiap poin isi email yang dikirimkan karena akan berakibat fatal dan tidak akan mendapatkan kepercayaan dari pelanggan.
Sebagai bahan pertimbangan untuk Anda, berikut adalah kesalahan-kesalahan poin email untuk prospek yang harus Anda hindari.
1. Jangan memuat “trik” hanya untuk dibaca
Anda pasti ingin email Anda dibaca oleh prospek, tetapi jangan pernah membuat trik agar email Anda dibaca. Biasanya, trik yang digunakan oleh pengirim terdapat pada subjek. Anda membuat trik dengan memberikan subjek seperti berada pada situasi mendesak, tetapi pada isinya tidak ada nilai urgensi didalamnya. Contohnya saat Anda mengirimkan email, pada subjek email Anda menuliskan “Saya akan menelpon Anda sebelum akhir pekan”.
Dengan subjek seperti ini, memang akan ada urgensi pada subjek, tapi jika pada isinya Anda tidak memberikan urgensi untuk apa subjek seperti itu? Misal pada isi Anda mencantumkan isi “Saya akan menghubungi Anda dalam beberapa hari kedepan atau minggu depan, tapi sebelumnya saya akan mengirimkan email kepada Anda sebelum akhir pekan”. Dari contoh tersebut, sudah jelas bahwa tidak ada urgensi, pengirim hanya memberikan urgensi pada subjek email tetapi tidak memiliki tujuan dan waktu yang jelas.
2. Jika Anda ingin menghubungi, silakan menghubungi
Anda tidak perlu meminta izin bolak-balik untuk melakukan panggilan, cukup dengan email yang jelas dan menentukan waktu yang pasti kapan Anda akan melakukan panggilan itu sudah lebih dari cukup. Jika memang prospek bersedia, tentu dia akan menjawab permintaan Anda baik berupa persetujuan atau untuk memberi waktu di kesempatan lain.
3. Jangan memberikan call to action sebelum Anda mendapatkan nilai dari prospek
Sebelum Anda meminta prospek menghubungi Anda, ciptakan nilai pada email yang Anda kirimkan terlebih dahulu. Jika Anda tidak dapat menunjukkan nilai, mengapa prospek harus menghubungi Anda? Jangan pernah berharap prospek akan meluangkan waktu untuk Anda yang masih belum memiliki arti apa-apa untuk mereka.
4. Untuk email perdana kepada prospek, cukup jelaskan satu manfaat dari produk Anda
Dalam mengirimkan email penawaran pertama, Anda hanya perlu membahas satu manfaat dari produk yang Anda tawarkan. Penjelasan manfaat panjang lebar pada email perdana dapat mengurangi kepercayaan prospek terhadap Anda. Dari satu manfaat tersebut, biarkan prospek menunjukkan ketertarikannya. Ketika dia sudah tertarik, jagalah komunikasi dengan prospek tersebut. Kemudian ajaklah bertemu untuk menjelaskan lebih jauh lagi tentang manfaat-manfaat dari produk Anda tersebut.
5. Anda tidak perlu menambahkan informasi yang tidak terlalu penting dalam email
Hanya karena Anda ingin membuktikan bahwa perusahaan Anda adalah perusahaan bagus, Anda mencoba melampirkan link yang berisikan informasi dari media bahwa perusahaan Anda baru saja mendapatkan pendanaan atau lain sebagainya yang tidak penting untuk prospek Anda. Bagus atau tidaknya perusahaan biarkan prospek yang menilai setelah mengenal Anda dan perusahaan. Anda tidak perlu mencoba meyakinkan mereka dengan artikel-artikel tentang perusahaan Anda yang dapat mereka temukan sendiri.
Ilustrasi (c) Pixabay.com